July 06, 2014

L, U, & I

Samarinda, 2011.
                3 orang bocah yang baru aja lulus SMP dan baru sebentar ngerasain gimana asiknya pake putih abu-abu, udah mikirin mau jadi apa mereka pas udah besar nanti. Si anak perempuan yang badannya paling gede, bilang dia mau ngikutin jejak kakaknya, jadi pembuat peta. Si anak perempuan ini emang daridulu selalu ngikutin langkah kakaknya. Jadilah si cewe gede ini bilang nanti pas lulus SMA dia mau lanjutin kuliah di jurusan Kartografi dan Penginderaan Jauh. Lalu, anak perempuan lainnya yang badannya pendek bilang kalo ntar udah besar, dia mau jadi dokter kulit, tapi dia gak mau jadi Sp.KK, entah gimana nanti caranya. Secara otomatis dia menargetkan pengen kuliah di kedokteran. Lalu, satu-satunya anak laki-laki diantara mereka bertiga, yang dulu badannya gembul kayak koala, bilang dia juga pengen jadi dokter. Tapi, masih bingung setelahnya mau ambil spesialis apa. Jadi, ia masih mencari-cari sambil berandai-andai mungkin nantinya ia akan jadi dokter spesialis anak. Di tahun ini, saat masa SMA dimulai, si anak perempuan pendek dan laki-laki gembul pergi menuntut ilmu di tempat lain yang jauhnya ribuan mil dari tempat si anak perempuan gede. Kayak anak-anak labil lainnya, mereka bertiga pun sesumbar dengan berniat bakal kuliah di Jogja sama-sama, bertiga.

Yogyakarta, 2014.
                Si anak perempuan yang 3 tahun lalu badannya gede, sekarang masih gede. Dia diberi rezeki sama Tuhan karena ia lolos dan akhirnya bisa menjalani impiannya: kuliah di jurusan Kartografi dan Penginderaan Jauh. Dilain tempat, ia pun dikabari bahwa si anak perempuan pendek, sahabatnya di SMP dulu, juga akan berkuliah di Perguruan Tinggi yang sama seperti dirinya. Si anak perempuan pendek bakal jadi anak gaul di Fakultas Kedokteran Gigi nanti. Tak lama, setelah saling kabar-mengkabari, mereka pun ingat tentang janji asal-asalan yang 3 tahun lalu pernah mereka buat. Lucu rasanya melihat kejadian di hidup ini. Tuhan memang penulis cerita yang paling hebat. Ucapan anak-anak SMP yang masih tidak becus apa-apa pun dikabulkan. Mereka berdua sedang menunggu kabar dari si anak laki-laki gembul yang sedang berjuang demi cita-citanya. Jika pun pada akhirnya mereka tidak bisa kumpul bertiga di satu Perguruan Tinggi yang sama atau bahkan kami akan lanjut berpisah di kota yang berbeda, si anak perempuan pendek dan anak perempuan gede hanya berdoa yang terbaik untuk si anak laki-laki gembul yang sekarang sudah jadi pria tampan yang berkacamata dan berkawat gigi. Yang terbaik untuk kami semua, aamiin.

No comments:

Post a Comment